Profil Desa Randusari
Ketahui informasi secara rinci Desa Randusari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Randusari, Kepil, Wonosobo, sebagai pusat pertanian palawija yang tangguh dan basis UMKM yang berkembang. Temukan data demografi, potensi ekonomi, kehidupan sosial yang guyub, serta prospek masa depan desa agraris ini.
-
Lumbung Palawija
Desa Randusari merupakan salah satu penyuplai utama komoditas palawija, seperti jagung dan singkong, yang menjadi fondasi ketahanan pangan dan pilar ekonomi masyarakat.
-
Geliat UMKM Lokal
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis olahan pangan lokal menunjukkan pertumbuhan pesat, menjadi motor penggerak ekonomi kreatif dan sumber pendapatan alternatif bagi warga.
-
Modal Sosial yang Kuat
Semangat gotong royong dan kehidupan sosial yang agamis menjadi perekat komunitas, menciptakan lingkungan yang harmonis dan solid untuk pembangunan desa.
Berada di lanskap perbukitan yang subur di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Desa Randusari menegaskan dirinya sebagai desa agraris yang ulet dengan denyut ekonomi yang semakin beragam. Desa ini dikenal sebagai lumbung tanaman palawija sekaligus menjadi kanvas bagi tumbuhnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang kreatif. Profil Desa Randusari ialah sebuah kisah tentang optimisme, adaptasi, dan kekuatan kolektif dalam mengoptimalkan potensi lokal untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara geografis, Desa Randusari terletak di kawasan dengan topografi bergelombang pada ketinggian rata-rata 600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kondisi ini, didukung oleh tanah yang subur dan iklim sejuk khas Wonosobo, menciptakan lingkungan yang sangat cocok untuk budidaya aneka tanaman pangan, khususnya palawija. Luas wilayah Desa Randusari tercatat sekitar 325 hektare, yang dialokasikan untuk lahan tegalan, persawahan tadah hujan, dan area permukiman yang terstruktur.Adapun batas-batas administratif Desa Randusari yaitu sebagai berikut:
Berbatasan dengan Desa Burat.
Berbatasan dengan Desa Warangan.
Berbatasan dengan Desa Tegalgot.
Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Sapuran.
Menurut data kependudukan terakhir, Desa Randusari dihuni oleh sekitar 3.600 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, kepadatan penduduk desa ini mencapai angka kurang lebih 1.107 jiwa per kilometer persegi. Sebagian besar penduduknya berada pada usia produktif dan menggantungkan hidup pada sektor pertanian, yang kini semakin diperkuat oleh geliat sektor UMKM sebagai sumber pendapatan baru.
Pemerintahan dan Struktur Organisasi Desa
Penyelenggaraan pemerintahan Desa Randusari berjalan secara sinergis antara Kepala Desa, jajaran perangkat desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Fokus utama pemerintahan yakni pada pembangunan infrastruktur yang mendukung produktivitas pertanian dan akses pasar bagi UMKM, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui forum musyawarah desa, setiap program pembangunan dirumuskan secara partisipatif untuk memastikan relevansi dan kebermanfaatannya bagi seluruh lapisan masyarakat.Seorang perangkat desa menyatakan bahwa pemberdayaan ekonomi menjadi prioritas utama. "Kami melihat potensi besar pada hasil bumi dan kreativitas warga. Oleh karena itu, pemerintah desa terus mendorong terbentuknya kelompok-kelompok usaha, memfasilitasi pelatihan pengolahan produk, dan membantu membuka akses pemasaran. Tujuannya agar ekonomi desa tidak hanya bertumpu pada penjualan bahan mentah," jelasnya.
Potensi Ekonomi Utama
Perekonomian Desa Randusari ditopang oleh sektor pertanian palawija yang menjadi andalan utama.
Komoditas seperti jagung dan singkong dibudidayakan secara luas oleh para petani dan menjadi sumber pendapatan pokok. Hasil panen tidak hanya diserap oleh pasar lokal Wonosobo, tetapi juga dikirim ke kota-kota sekitarnya. Pertanian palawija ini menjadi fondasi ketahanan pangan sekaligus stabilitas ekonomi desa.Kekuatan ekonomi kedua yang kini bersinar terang yaitu sektor UMKM, khususnya yang bergerak di bidang pengolahan makanan. Berbekal melimpahnya hasil panen singkong dan jagung, para ibu rumah tangga dan pemuda desa secara kreatif mengolahnya menjadi produk bernilai tambah. Berbagai jenis keripik, aneka jajanan pasar, dan makanan ringan lainnya diproduksi secara rumahan dan telah memiliki pasar yang cukup luas. Geliat UMKM ini berhasil menciptakan lapangan kerja dan memberikan sumber pendapatan alternatif yang signifikan.Selain itu, sektor peternakan, terutama kambing dan unggas, juga berkembang baik sebagai usaha sampingan. Ternak ini menjadi "tabungan hidup" bagi warga sekaligus memenuhi kebutuhan protein hewani dan permintaan pasar saat hari-hari besar keagamaan.
Infrastruktur dan Fasilitas Publik
Pemerintah desa terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur untuk menunjang aktivitas warga. Akses jalan desa yang menghubungkan antardusun dan menuju jalan utama kecamatan telah dalam kondisi baik, mempermudah mobilitas penduduk dan kelancaran distribusi produk pertanian serta UMKM. Jaringan listrik telah menjangkau seluruh permukiman, dan layanan telekomunikasi seluler juga cukup memadai untuk mendukung komunikasi dan pemasaran digital.Di bidang pendidikan, Desa Randusari memiliki beberapa fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) sebagai sarana pendidikan formal bagi generasi muda. Untuk layanan kesehatan, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan kegiatan posyandu rutin memberikan pelayanan medis dasar dan program promotif-preventif bagi warga, khususnya ibu dan anak. Sarana ibadah seperti masjid dan musala tersebar di setiap dusun, berfungsi sebagai pusat kegiatan spiritual dan sosial kemasyarakatan.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Masyarakat Desa Randusari hidup dalam tatanan sosial yang harmonis dengan semangat kebersamaan yang tinggi. Tradisi gotong royong atau kerja bakti masih menjadi pemandangan umum, terutama dalam kegiatan-kegiatan komunal seperti membersihkan lingkungan atau memperbaiki fasilitas umum. Nilai-nilai religius juga sangat kental mewarnai kehidupan sehari-hari, tercermin dari aktifnya kegiatan pengajian dan majelis taklim di setiap dusun.Dari sisi budaya, kesenian tradisional yang bernapaskan Islam seperti Rebana atau Hadroh tumbuh subur. Kelompok-kelompok seni ini menjadi wadah ekspresi bagi para pemuda dan orang tua, sekaligus menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai perayaan desa dan acara keagamaan. Kesenian ini berperan penting dalam mempererat tali silaturahmi dan melestarikan budaya lokal.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Tantangan utama yang dihadapi Desa Randusari meliputi stabilitas harga jual hasil panen palawija yang sering kali tidak menentu. Di sektor UMKM, tantangan terletak pada standardisasi produk, pengemasan yang lebih menarik, dan perluasan jangkauan pemasaran ke luar daerah. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam hal manajemen usaha dan pemasaran digital juga menjadi kebutuhan mendesak.Namun prospek masa depan Desa Randusari sangat menjanjikan. Dengan fondasi pertanian yang kuat dan sektor UMKM yang dinamis, desa ini memiliki potensi besar untuk menjadi sentra agribisnis dan industri kreatif. Pengembangan "satu desa satu produk" (one village one product) yang fokus pada olahan singkong atau jagung dapat menjadi strategi untuk meningkatkan daya saing. Selain itu, potensi wisata pedesaan yang menawarkan pengalaman kehidupan agraris dan kuliner lokal juga dapat dijajaki sebagai sumber pendapatan baru yang berkelanjutan.
Penutup
Desa Randusari merupakan cerminan dari sebuah desa yang dinamis, yang tidak hanya mengandalkan kekayaan alamnya tetapi juga member
